ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah
Research And Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan media pembelajaran menggambar teknik berbasis multimedia
interaktif pada Rayon SMKN 4 Medan, Mengetahui kelayakan dari media
pembelajaran yang dikembangkan dan tanggapan dari guru-guru menggambar teknik
mengenai media pembelajaran berbasis multimedia interaktif pada mata pelajaran
menggambar teknik.
Penelitian ini dilakukan di
tiga sekolah pada Rayon SMKN 4 Medan, yaitu SMKN 4 Medan, SMKS Prayatna, dan SMKS
Raksana-1. Populasi penelitian adalah seluruh Guru Teknik pada Rayon SMKN 4
Medan dan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu Guru
Menggambar Teknik yang ada di SMKN 4 Medan, SMKS Prayatna, dan SMKS Raksana-1.
Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, data
dianalisis secara statistik deskriptif.
Hasil analisis data yang
dilakukan menunjukan bahwa penilaian guru menggambar teknik di SMKN 4 Medan
terhadap kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan dengan kategori layak
sebesar 33,4% dan kategori sangat layak sebesar 66,6%, dan SMKS Prayatna dengan
kategori layak sebesar 33,34% dan sangat layak sebesar 66,66% serta dari SMKS
Raksana-1 dengan kategori layak sebesar 25% dan sangat layak sebesar 75%.
Hasil ini menunjukkan bahwa
media pembelajaran berbasis Multimedia Interaktif Menggambar Teknik termasuk
dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada
mata pelajaran Menggambar Teknik.
Kata kunci: Pengembangan,
Multimedia, Menggambar Teknik
A. PENDAHULUAN
Di
zaman modern ini teknologi berkembang dengan pesat dalam memenuhi kebutuhan dan
keperluan manusia. Teknologi yang ada mampu memudahkan kegiatan menusia menjadi
lebih efisien dan lebih efektif. Hal ini dikarenakan sebagian besar sumber daya
manusia di berbagai dunia telah meningkat dan berkembang baik dari segi ilmu
pengetahuan dan pola pikir untuk menciptakan suatu sarana dalam kehidupan
sehari-hari menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi bukan hanya pada dunia
industri namun sejalan dengan perkembangan zaman, kini teknologi telah merambah
ke dunia pendidikan.
Berbagai macam
pembaharuan dalam pendidikan telah banyak dilakukan guna meningkatkan kualitas
pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas dalam pendidikan, pembaharuan yang
dilakukan diantaranya kurikulum, inovasi pembelajaran dan pemenuhan sarana
serta prasarana pendidikan. Berbagai teknologi yang mendukung diharapkan mampu
mendongkrak kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang
menjadi salah satu alternatif sekolah lanjutan setingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) untuk memperoleh keahlian dalam suatu bidang tertentu. Sekolah Menengah
Kejuruan juga diharapkan mampu melahirkan terobosan-terobosan baru dalam
merekayasa teknologi yang ada. Untuk mencapai hal itu maka harus didukung dengan
sarana dan prasarana yang
lengkap dan
berkualitas yang mampu memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar. Guru
dalam hal ini dituntut untuk mampu menyampaikan bahan/materi yang baik dan
efektif kepada peserta didik agar terciptanya proses pembelajaran yang baik.
Kemudahan dalam memahami materi/bahan pelajaran merupakan hal yang penting agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pelajaran
Menggambar Teknik merupakan pelajaran dasar bagi Sekolah Menengah Kejuruan
khususnya pada bidang teknik kejuruan. Menggambar Teknik merupakan pelajaran
yang memuat model desain dari suatu rangkaian/ benda yang ditampilkan dalam
bentuk sketsa pada kertas. Hal ini dikarenakan Menggambar Teknik merupakan
suatu bahasa bagi seseorang yang mendalami ilmu keteknikan dalam memahami
ilustrasi dan konstruksi dari suatu benda atau objek.
Hasil pengamatan berupa wawancara tanya jawab secara lisan
dengan guru di beberapa SMK di Rayon SMKN 4 Medan ditemukan bahwa beberapa
pengajar/guru dalam hal ini Guru Menggambar Teknik mengalami kendala dalam
proses pembelajaran Menggambar Teknik. Hal ini dikarenakan media pembelajaran
yang ada masih tergolong konvensional. Pada proses pembelajaran Menggambar
Teknik khususnya pada gambar proyeksi dan gambar potongan sebagian Guru
mengatakan kesulitan dalam penyampaian materi gambar proyeksi dan gambar
potongan. Para Guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan media
pembelajaran berbentuk buku, dan jobsheet juga sebagian besar masih
menerangkan lewat papan tulis yang ada. Beberapa Guru mengatakan pada saat
proses pembelajaran khususnya gambar proyeksi dan gambar potongan diterangkan
dengan menggambar langsung objek yang akan dibahas di papan tulis. Hal ini
tentu saja tidak efisien dan efektif mengingat penggunaan waktu yang lama dalam
menggambar objek tersebut di papan tulis dan terkadang gambar yang diharapkan
kurang sesuai dengan yang ada di buku dan ini dilakukan disetiap pertemuan dan
kelas yang membahas meteri tersebut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan berupa wawancara tanya
jawab secara lisan di sekolah SMKN 4 Medan, Guru Menggambar Teknik menjelaskan
sangat membutuhkan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran
tersebut. Ketersediaan media, masih sangat kurang sehingga para pengajar menggunakan
media secara minimal. Media yang sering digunakan adalah media cetak (diktat,
modul, hand out, buku teks, dan sebagainya), dan didukung dengan alat
bantu yang masih tetap digunakan seperti white board dan spidol serta
proyektor walau penggunaannya masih sangat terbatas. Sedangkan media audio
dan visual (kaset audio, siaran TV/Radio, overhead
transparency, video/film), dan media elektronik (komputer, internet) masih
belum secara intensif dimanfaatkan.
Berangkat dari kenyataan tersebut peneliti ingin mengembangkan
sebuah media pembelajaran interaktif dan lebih inovatif yang diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang baik untuk proses pembelajaran khususnya sarana bagi
Guru dalam menyampaikan materi Menggambar Teknik juga diharapkan kemudahan
dalam mempelajari gambar proyeksi dan gambar potongan bagi peserta didik.
Peneliti mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Pada Mata Pelajaran Menggambar
Teknik”. Penelitian akan dilakukan di beberapa sekolah untuk mendapatkan data
dan kefektifan produk yang lebih baik.
B. KAJIAN TEORITIK
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /
pelatihan. Sedangkan menurut Briggs dalam Sadiman (2011: 6) media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Oleh karena
proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu
sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan
terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari
sistem pembelajaran.
Dari pendapat
di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta
didik.
2. Multimedia
Interaktif
Secara
etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang
berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu
yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American
Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk
mendistribusikan dan mempresentasikan informasi Rachmat dan Alphone
(2005/2006). Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli diantaranya:
1) Kombinasi
dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio
(suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002).
2) Multimedia
dalam konteks komputer menurut Hofstetter (2001) adalah: pemanfaatan komputer
untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan
tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
3) Multimedia
sebagai perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk
menyampaikan pesan kepada publik (Wahono, 2006).
4) Multimedia
merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar, animasi, video, dan
interaksi (Zeembry, 2008).
5) Multimedia
(sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan
data-data
multimedia (Zeembry, 2008).
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan
perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar
(vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi,
dan lainnya yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi),
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Bila pengguna mendapatkan
keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut
multimedia interaktif.
3. Gambar Potongan ( Penampang)
a. Pengertian Gambar Potongan
Pada umumnya
bila kita menggambar benda maka garis-garis benda/bidang yang tidak tampak
selalu digambarkan dengan garis putus-putus. Bila gambar tersebut sederhana,
garis yanq tidak tampak itu tidak membingungkan, tetapi bila gambar tersebut
rumit maka garis yang tidak tampak akan menyulitkan bagi pembaca gambar. Hal
ini akan menimbulkan kesalahan pengertian pada saat membaca gambar tersebut. Untuk
menghindari hal ini maka dalam gambar teknik diadakan suatu pemotongan atau
penampang. Bagian benda yang menghalangi seolah – olah dipotong, sehingga
bagian yang tersembunyi menjadi nampak jelas. Hasil gambar demikian disebut
gambar potongan atau gambar penampang, Juhana (2000: 127).
Proyeksi
merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun
pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah
cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan
proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.
C. METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dikenal Research and
Development (R & D). Model prosedural adalah model yang bersifat
deskriptif, menunjukkan langkah–langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan
produk. Pada penelitian pengembangan ini akan menghasilkan suatu produk
Multimedia Interaktif pada mata pelajaran Menggambar Teknik yang menggunakan
model pengembangan menurut Alessi & Trollip.
1. Subjek
Penelitian.
a. Populasi
Populasi dalam
penelitian ini adalah Guru di Rayon SMK Negeri 4 Medan. Sekolah ini
beralamat di
jalan Sei Kera No. 132 Pandau Hilir. SMK Swasta Raksana-1. Sekolah ini
beralamat di jalan Gajah Mada No 20 Medan. SMK Swasta Prayatna. Sekolah ini
beralamatkan di jalan Letda Sujono No 403, Medan Perjuangan, Kota Medan.
b. Sampel
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel bertujuan (Purposive
Sampling). Sampel dalam penelitian ini adalah Guru Menggambar Teknik yang
mengajar di SMK Negeri 4 Medan, SMK Swasta Raksana-1 dan SMK Swasta Prayatna.
Tabel Sampel
Penelitian No
|
Nama Sekolah
|
Jumlah Guru Teknik
|
1
|
SMK Negeri 4 Medan
|
3 Orang
|
2
|
SMK Swasta Prayatna
|
4 Orang
|
3
|
SMK Swasta Raksana
|
3 Orang
|
Jumlah
|
11 Orang
|
Pengembangan Multimedia Interaktif