semua insan pastinya ingin
segera mengalaminya kalau dia memang “normal”.
Sebab dibalik keindahan pernikahan ada sesuatu yang lebih
indah lagi, Allah Ta’ala telah menyiapkan berbagai kebaikan yang akan
didapatkan setelah menikah. Dan diantara sekian banyak kebaikan yang Allah
janjikan, jika niat dalam hati bersungguh sungguh menikah karena Allah Ta’ala,
maka bertambahlah gairah dalam kehidupan setelah prosesi pernikahan itu.
Ngobrolin Gairah tentunya langsung menyangkut pada hal
tentang biologis urusan ranjang, nanti dulu bukan hanya itu, bergairah dalam
hal ini sesuai kebaikan yang dijanjikan Allah SWT, gairah ini akan muncul dalam
segala aspek kehidupan berumah tangga, seperti
semangat bekerja, semangat melakukan aktivitas berumah tangga seperti
ibadah yang semakin memuncak, tentunya semua itu kembali kepada ijin Allah SWT.
Suami, seorang yang mampu menjadi imam, mampu membimbing dan
mengarahkan istrinya menuju jalan agama Allah dan RasulNya.
Istri, seseorang yang taat menjalani perintah suaminya,
sebagai penyemangat dan pendukung, sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya.
Suami dan Istri, seorang yang harus memiliki Kepercayaan,
Kejujuran, Rendah hati dan perkataan, Tulus, Kesabaran, dan Kerjasama.
Sebelum menikah, mungkin dan dapat dipastikan malas untuk
beranjak ke masjid saat adzan berkumandang, jangankan berangkat, mandi saja
mungkin belum tentu sudah dilakukan. Tidak dipungkiri mungkin saat itu sedang
melakukan seusatu yang mengasyikan dan berat untuk ditinggalkan, mungkin
permainan, hobi, ngobrol, bahkan kemaksiatan.
Di antara itu semua terjadi dikarenakan banyak hal yang
salah satunya tidak adanya sosok pendamping yang senantiasa ikhlas peduli
mengingatkan kelalaian yang dilakukan.
Nahhhh, setelah menikah, ada sesosok bidadari penerus ibu
Hawa yang anggun berhijab syar’i bermotif iman, selembut angin Illahi, dan
sewangi mawar di taman yang senantiasa dengan penuh lemah lembut mengatakan,
“ Abi, sudah adzan, abi sudah mandi kan.. ini sarung, baju
koko, kopiah dan surbannya
telah Ami siapkan.”
Selalu seperti itu, hingga kita terbiasa dan akhirnya tidak
perlu diingatkan kembali sebab sudah menjadi kebutuhan utama yang wajib
dilakukan yang apabila tidak dilakukan akan menjadikan rasa yang menggantung
penuh kecemasan dalam hati. Dan tentunya tanggung jawab menjadi Imam keluarga
bisa dilaksanakan.
Sebelum menikah, mungkin, sangat jarang membaca... eits...
jangankan membaca...mungkin menyentuh saja tidak pernah, padahal Al Quran
merupakan Kalamm Allah sang petunjung kehidupan. Sebabnya bisa saja karena hal
hal sepele,... asyik gadget’an, asyik membaca majalah atau koran,melihat berita
gosip yang behkan menambah dosa dan lain sebagainya. Sejujurnya dalam hati
kecil kita mengetahui betapa mulianya Al Quran.
Nahhhh, setelah menikah, ada sosok yang selalu memotivasi
mengingatkan dengan halus dan benar agar kita senantiasa berniat dan ingin
berdialog mesra dengan ikhlas dan lama bersama Al Quran. Mungkin bidadari
penerus hawa bernama istri tidak langsung mengingatkan atau menyuruh kita,
melainkan dia dengan halus dan lembut menindir kita dengan cara dia rutin
membaca setelah sholat dan menasehati kelalaian kita merujuk pada Al Quran.
Laki-laki mana yang tidak Malu dan Gengsi . ..?
Hal itu akan memotivasi diri untuk belajar mendekati Al
Quran, yang awalnya dari rasa gengsi, disebabkan seringnya membaca Kalam Allah
yang penuh petunjuk dan indah itu maka rasa gengsi itu berangsur-angsur menjadi
keikhlasan dan kebutuhan akan Firman Allah.
Kelak, bagi yang belum menikah, anda akan mendapatkan
seorang pasangan pendamping hidup berumah tangga untuk akhirat karena Allah
yang tak akan pernah mengeluh, jarang merasa lelah, Guru yang santun hormat dan
ikhlas mengajari, Dokter yang baik dan lembut dalam mengobati, Orang Bijak yang
tek henti-hentinya mengingatkan, Sahabat Sejati yang always memotivasi dengan
cinta, Menteri yang dengan rapi menata semua arsip kehidupan, serta yang paling penting, sosok tercinta yang tak malu-malu untuk
senantiasa meperindah diri dan mengekspresikan kasih di setiap detik berganti
waktu.
Perlu diingat !
Semua hal yang enak – enak dan indah – indah tersebut tak
akan terlaksana tanpa kebaikan Allah berupa Gairah. Maka Menikahlah . . .
BIY| Siatyana.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar