Senin, 29 Juni 2015

Lebih Bergairah setelah Marriage? Maka Menikahlah !


Menikah, . . Marriage, . . Ijabsah, . . 
semua insan pastinya ingin segera mengalaminya kalau dia memang “normal”.

Sebab dibalik keindahan pernikahan ada sesuatu yang lebih indah lagi, Allah Ta’ala telah menyiapkan berbagai kebaikan yang akan didapatkan setelah menikah. Dan diantara sekian banyak kebaikan yang Allah janjikan, jika niat dalam hati bersungguh sungguh menikah karena Allah Ta’ala, maka bertambahlah gairah dalam kehidupan setelah prosesi pernikahan itu.

Ngobrolin Gairah tentunya langsung menyangkut pada hal tentang biologis urusan ranjang, nanti dulu bukan hanya itu, bergairah dalam hal ini sesuai kebaikan yang dijanjikan Allah SWT, gairah ini akan muncul dalam segala aspek kehidupan berumah tangga, seperti  semangat bekerja, semangat melakukan aktivitas berumah tangga seperti ibadah yang semakin memuncak, tentunya semua itu kembali kepada ijin Allah SWT.

Suami, seorang yang mampu menjadi imam, mampu membimbing dan mengarahkan istrinya menuju jalan agama Allah dan RasulNya.
Istri, seseorang yang taat menjalani perintah suaminya, sebagai penyemangat dan pendukung, sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya.
Suami dan Istri, seorang yang harus memiliki Kepercayaan, Kejujuran, Rendah hati dan perkataan, Tulus, Kesabaran, dan Kerjasama.


Sebelum menikah, mungkin dan dapat dipastikan malas untuk beranjak ke masjid saat adzan berkumandang, jangankan berangkat, mandi saja mungkin belum tentu sudah dilakukan. Tidak dipungkiri mungkin saat itu sedang melakukan seusatu yang mengasyikan dan berat untuk ditinggalkan, mungkin permainan, hobi, ngobrol, bahkan kemaksiatan.

Di antara itu semua terjadi dikarenakan banyak hal yang salah satunya tidak adanya sosok pendamping yang senantiasa ikhlas peduli mengingatkan kelalaian yang dilakukan.

Nahhhh, setelah menikah, ada sesosok bidadari penerus ibu Hawa yang anggun berhijab syar’i bermotif iman, selembut angin Illahi, dan sewangi mawar di taman yang senantiasa dengan penuh lemah lembut mengatakan,
Abi, sudah adzan, abi sudah mandi kan.. ini sarung, baju koko, kopiah dan surbannya
telah Ami siapkan.”
Selalu seperti itu, hingga kita terbiasa dan akhirnya tidak perlu diingatkan kembali sebab sudah menjadi kebutuhan utama yang wajib dilakukan yang apabila tidak dilakukan akan menjadikan rasa yang menggantung penuh kecemasan dalam hati. Dan tentunya tanggung jawab menjadi Imam keluarga bisa dilaksanakan.

Sebelum menikah, mungkin, sangat jarang membaca... eits... jangankan membaca...mungkin menyentuh saja tidak pernah, padahal Al Quran merupakan Kalamm Allah sang petunjung kehidupan. Sebabnya bisa saja karena hal hal sepele,... asyik gadget’an, asyik membaca majalah atau koran,melihat berita gosip yang behkan menambah dosa dan lain sebagainya. Sejujurnya dalam hati kecil kita mengetahui betapa mulianya Al Quran.

Nahhhh, setelah menikah, ada sosok yang selalu memotivasi mengingatkan dengan halus dan benar agar kita senantiasa berniat dan ingin berdialog mesra dengan ikhlas dan lama bersama Al Quran. Mungkin bidadari penerus hawa bernama istri tidak langsung mengingatkan atau menyuruh kita, melainkan dia dengan halus dan lembut menindir kita dengan cara dia rutin membaca setelah sholat dan menasehati kelalaian kita merujuk pada Al Quran. Laki-laki mana yang tidak Malu dan Gengsi . ..?

Hal itu akan memotivasi diri untuk belajar mendekati Al Quran, yang awalnya dari rasa gengsi, disebabkan seringnya membaca Kalam Allah yang penuh petunjuk dan indah itu maka rasa gengsi itu berangsur-angsur menjadi keikhlasan dan kebutuhan akan Firman Allah.

Kelak, bagi yang belum menikah, anda akan mendapatkan seorang pasangan pendamping hidup berumah tangga untuk akhirat karena Allah yang tak akan pernah mengeluh, jarang merasa lelah, Guru yang santun hormat dan ikhlas mengajari, Dokter yang baik dan lembut dalam mengobati, Orang Bijak yang tek henti-hentinya mengingatkan, Sahabat Sejati yang always memotivasi dengan cinta, Menteri yang dengan rapi menata semua arsip kehidupan, serta yang paling penting, sosok tercinta yang tak malu-malu untuk senantiasa meperindah diri dan mengekspresikan kasih di setiap detik berganti waktu.

Perlu diingat !
Semua hal yang enak – enak dan indah – indah tersebut tak akan terlaksana tanpa kebaikan Allah berupa Gairah. Maka Menikahlah . . .
BIY| Siatyana.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar