Semoga lekas dapat momongan .....
Semoga momongannya banyak .....
Banyak anak banyak rejeki lho ....
Pasti banyak diantara netizen mengalami dan melakukan doa itu.
Tidak dipungkiri, pada umumnya itulah yang diucapkan oleh para tamu undangan yang hadir dalam sebuah pesta pernikahan kepada mempelai berdua.
Ternyata eh . . . ternyata . . .
Kanjeng Nabi Muhammad melarang doa itu !
Waduhh!!!
Kalau belum tahu ya tidak apa apa,....
kan belum tahu ,...
tapi kalau sudah tahu dan masih diteruskan ya itu your business with God yeah . . . .
Begini benang merahnya . . .
Berawal dari kisah yang dialami oleh salah
satu sahabat kanjeng Nabi Muhammad yaitu Uqail bin Abu Thalib radhiyallahu
‘anhu. Dimana pada hari itu, Uqail bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu menikah.
Di tengah kebahagiaannya sebagai pengantin, ia merasakan kegundahan saat
mendengar tamu mendoakannya dengan mengucapkan
بِالرَّفَاءِ وَ الْبَنِيْن
“semoga bahagia dan banyak anak”
Tidak ingin semakin terlarut kegundahan yang
semakin mengganjal di hatinya yang sebenarnya sedang dirudung kebahagiaan dan
demi meluruskan kekeliruan, Uqail pun mengatakan kepada tamu tersebut:
“Janganlah kamu mendoakan demikian karena Rasulullah telah melarangnya.”
“Lalu, aku harus mendoakan bagaimana?” tanya
sang tamu,
Uqail bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu menjawab,
“Ucapkanlah doa yang diajarkan Rasulullah:
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ
وَ بَارَكَ عَلَيْكَ وَ جَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
“Semoga Allah menganugerahkan
barakah kepadamu, semoga Allah juga menganugerahkan barakah atasmu, dan semoga
Dia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan”
Mengapa Rasulullah melarang
seseorang mendoakan pengantin dengan ucapan “semoga bahagia dan banyak anak”? Wallahu a’lam bish shawab. Hanya Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang mengetahui hakikat sejati di balik larangan ini. Namun, kita bisa
memetik hikmah sebagaimana dijelaskan Ustadz Muhammad Fauzil Adhim dalam buku Kado Pernikahan untuk Istriku dan ditulis Ustadz Salim A. Fillah
dalam bukuBahagianya
Merayakan Cinta.
HUKUMNYA
MAKRUH
Para ulama menerangkan bahwa hukum mendoakan
pengantin dengan ucapan “semoga bahagia dan banyak anak” ini adalah makruh.
Larangan tersebut tidak serta merta haram karena dalam hadits yang lain
Rasulullah membanggakan banyaknya jumlah umatnya dibanding umat nabi-nabi
sebelumnya. Jadi dalam Islam, banyak anak itu bagus. Bahagia dalam pernikahan
juga bukan sebuah hal yang dilarang. Namun, mendoakan pengantin dengan ucapan
“semoga bahagia dan banyak anak” bukanlah doa yang tepat.
DOA
YANG LEBIH BAIK :
BARAKAH
Rasulullah melarang mendoakan pengantin
“semoga bahagia dan banyak anak” dan beliau menganjurkan umatnya untuk
mendoakan dengan ucapan:
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ
وَ بَارَكَ عَلَيْكَ وَ جَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
“Semoga Allah menganugerahkan
barakah kepadamu, semoga Allah juga menganugerahkan barakah atasmu, dan semoga
Dia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan”
Hari-hari setelah pernikahan tidak selalu
merupakan hari yang bahagia. Orang yang menikah juga belum tentu memiliki
banyak anak. Maka membayangkan setelah menikah akan selalu bahagia dan memiliki
banyak anak adalah hal yang tak sepenuhnya benar, tak spenuhnya bisa menjadi
kenyataan bagi tiap orang.
Sebagaimana fase kehidupan lainnya, hari-hari
dalam kehidupan berumah tangga juga diwarnai oleh dua hal: kadang kita
menemukan hal-hal yang kita sukai, kadang kita menemukan hal yang tidak kita
sukai. Kadang kita mengalami hal-hal yang kita inginkan, kadang kita mengalami
hal-hal yang tidak kita inginkan. Kadang kita menjumpai perkara dan peristiwa
yang membuat hati kita senang, kadang kita menjumpai perkara dan peristiwa yang
membuat hati kita tidak senang. Pada kedua sisi itu, kita berharap ada barakah.
Pada kedua sisi itu, kita mendoakan pasangan suami istri selalu mendapatkan
barakah. Inilah yang kita tangkap dari doa ini. Dan inilah yang jauh lebih baik
daripada “bahagia dan banyak anak.”
Dalam doa yang diajarkan
Rasulullah ini, ada kata laka dan ada ‘alaika. Meskipun sama-sama
keberkahan yang diminta, tetapi dengan adanya preposisi yang berbeda ini,
maknanya menjadi: barakah pada hal-hal yang disenangi dan sekaligus barakah
pada hal-hal yang tidak disenangi. Jadi kita mendoakan pengantin muslim
senantiasa mendapatkan keberkahan baik dalam kondisi yang mereka senangi maupun
tidak mereka senangi. Misalnya saat mereka diluaskan rezekinya oleh Allah,
mereka berada dalam keberkahan dengan sikap syukur dan banyaknya infaq. Dan
ketika suatu saat mereka berada dalam keterbatasan ekonomi, mereka juga berada
dalam keberkahan dengan sikap sabar daniffah-nya.
Dengan mendoakan barakah, berarti kita
merangkum sekian banyak kebaikan dalam satu ikatan. Seperti saat menyuruh
seseorang untuk shalat dengan khusyu’, sesungguhnya untuk dapat mencapai
perintah itu harus thaharah dulu, berwudhu dulu, memenuhi syarat
dan rukun shalat. Demikian pula dengan barakah.
Ada suami istri yang banyak berbahagia di
dunia, tetapi di akhirat masuk neraka. Tentu bukan itu yang kita harapkan
terjadi pada saudara kita pengantin baru. Pun ada suami istri yang
pernikahannya langgeng dan abadi di dunia, tetapi keduanya masuk neraka.
Seperti Abu Lahab dan istrinya yang di-nash Allah dalam surat Al Lahab. Tentu
pula, bukan seperti ini yang kita harapkan pada saudara kita pengantin baru.
Kita mengharapkan mereka memperoleh banyak kebaikan, kendati bahagia dan duka
datang silih berganti, dan tak semua pasangan suami istri memiliki anak yang
banyak. Dan doa yang diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam itulah
doa yang paling tepat.
siatyana.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar